Senin, 28 Maret 2011

Palsu

Dua orang pria remaja, hmm..tepatnya remaja akhir. Sedang duduk berdekatan dan berbincang. Yang satu berperawakan tinggi kurus dan yang satu tinggi rata-rata dan sedikit gemuk. Sebut saja yang kurus tinggi si A dan yang sedikit gemuk si B. Terlihat si B berbica sambil memperlihatkan jari manis sebelah kirinya yang dihiasi cincin polos berwarna kuning emas, ya semacam cincin tunangan. Dan si A bertanya, "dari siapa?". Si B menjawab sambil tersenyum dan memandangi jari manisnya itu, tapi sayang saya tidak tahu apa yang dikatakan si B, ketika itu saya tidak sengaja mendengar perbincangan mereka, kupingan saya setengah-setengah maksudnya saya mendengar setengah-setengah hehe. Ketika saya beranjak meninggalkan mereka, si A berkata, "mbak ni temanku dapat cincin dari seseorang". Karena saya tergesa-gesa dengan spontan saya menjawab "semua itu palsu" huufs..keceplosan. Dan si A langsung menyela dengan guyonan "benar mbak hehe" dan ironisnya si B juga ikut menyela, "benar-benar mb" waduu jagi bingung maunya apa sih??. Jawaban saya tadi bukan tidak beralasan apa-apa, dalam pengamatan saya, sekarang ini banyak orang, baik pria maupun wanita yang memakai cincin semacam cincin tunangan. tapi sebelum saya lanjutkan cerita ini, dalam benak saya masih bertanya-tanya tunangan itu apa sih? dibilang pacaran gak, dibilang suami istri gak, tapi kenyataanya apabila sepasang manusia sudah diikat dengan yang namanya tunangan, seolah-olah mereka sudah memiliki hak penuh satu sama lain, padahal mereka belum ada ikatan resmi. Katanya sih itu cinta?? ya sudahlah kita kembali ke topik semula saja hehe. Cincin itu hanya sebagai trend, mereka mengartikan bahwa mereka sudah ada yang memiliki. Siapa sih yang bisa menjamin bahwa sewaktu-waktu cincin itu tidak ada artinya lagi. Bahkan cincin itu bisa menjadi kesedihan, kekecewaan bagi mereka. Kalau memang sudah yakin dan merasa mampu maka segerakanlah untuk menunaikan salah satu sunnah rasulullah, peyempurna separuh agama. Menikah. Apalah artinya bertahun-tahun menjalin hubungan dan katanya..diresmikan dengan sebuah benda kecil berbentuk lingkaran yang disebut cincin, cincin tunangan, tapi pada akhirnya nihil. Dan komentar terakhir saya terhadap kedua pria tadi, "Ya sudah ku tunggu undangannya" dan saya pun berlalu meninggalkan mereka.

Akal membenarkan
Perasaan membenarkan
Norma membenarkan
Tapi
walaupun sebesar biji barzahpun
Allah tidak ridho
Semua sia-sia

2 komentar: