Sabtu, 02 April 2011

Mawar Merah

Pilih karir apa cinta???. Orang yang memiliki cinta pasti berkarir dan berkarya. Orang yang berkarir belum tentu memiliki cinta. Menarik, seorang mahasiswi FISIP salah satu universitas negeri di Semarang, memiliki pemikiran dan cara pandang yang sedikit berbeda. Salah satu temannya yang masih berumur 21 tahun ingin sekali menyegerakan untuk menikah. Komentar dari anak FISIP itu, "apa dia tidak sayang pada dirinya?? secara dia itu masih kecil 21 tahun, masih banyak yang dapat dia lakukan, ibarat bunga, bunga mawar merah, sekarang itu dia lagi mekar-mekarnya, la kok dipetik. Ungkapnya lagi, "menikah itu tidak gampang, kalau sudah punya anak, tidak akan bisa apa-apa lagi harus di rumah ngurusin anak dan suami, oh tidak saya tidak bisa membayangkan". Yang saya garis bawahi kata "dipetik" hmmmm..

Dalam ilmu psikologi perkembangan, menurut Papalia, Old, dan Feldman (1998) masa usia menikah adalah usia dewasa awal yaitu antara 20 hingga 40 tahun. Hal ini dapat diartikan sebagaimana fungsi perkembangan dewasa awal untuk memasuki dunia pernikahan dan dan membina bahtera rumah tangga.

Dalam islam sangat tidak dianjurkan bagi perempuan untuk berlama-lama sendiri, karena belum menikah. Karena akan menimbulkan fitnah.
“Wahai generasi muda! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud
Di petik dalam pikirannya adalah suatu yang sangat menyakitkan sehingga bunga itu akan layu. Merenggut semua impian dan cita-citanya. Bunga itu tidak dipetik, bunga itu akan tetap mekar karena dijaga, dirawat, dipupuk dan dipagari dengan cinta dan kasih sayang dalam ridho Allah. Dengan ketentuanNya, dengan sunnah Rasulullah, bunga itu akan tetap abadi mengalahkan keabadian bunga edelweis. Dan akan menghasilkan bunga-bunga yang sangat indah lagi. IsyaAllah setiap kayu yang memagari bunga itu dihiasi dengan ahklak terpuji, budi pekerti baik dan petunjuk jalan ke surganNya, amin.